Setan adalah makhluk ALLAH SWT yang terbuat dari api, sedangkan Adam adalah manusia yang terbuat dari tanah. Ketika ALLAH SWT memerintahkan setan untuk tunduk kepada Adam,setan dengan sombongnya membangkang pada perintah ALLAH,menurutnya karena dia terbuat dari api sedangkan Adam terbuat dari tanah, maka ia mengira derajatnya lebih tinggi. Sifat sombong itulah yang membuat setan kekal dalam neraka.
Sadarkah kita ini siapa? Sadarkah apa yang kita miliki dan yang kita bisa semua datang dari mana? Dan apakah kita lupa ada sang pemiliki semuanya, sang maha mengetahui yang tiada bandingannya. Wahai manusia kita tidak ada apa-apanya tidak pantas kita menyombongkan diri bahkan di depan sesama makhluk ciptaannya. Apa yang bisa kita banggakan ?
”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’:37]
Janganlah sombong kita adalah miliknya dan kepadanya jua kita kembali. Untuk apa kita berlaku seperti itu, tidak pantas kita sebagai makhluk merasa hebat di atas yang lain karena tidak ada yang patut untuk kita akui dari kehebatan kita. Janganlah sombong, allah membenci sifat sombng. Masih ingatkah kita dengan kisah fira’un pada zaman nabi musa. Apa yang dia lakukan di muka bumi ini dia adalah seseorang yang sangat sombong. Lalu apa yang allah berikan kepada fir’aun? Yap betul sekali allah menenggelamkannya di lautan sebagai siksa untuknya beserta pengikut-pengikutnya. Allah menjadikan kisah fir’aun adalah pelajaran untuk kita semua wahai manusia agar mengambil pelajaran untuk tidak berlaku sombong di dunai ini.
Tidak pantas kita berlaku seperti itu tidak ada sedikitpun yang bisa kita sombongkan, bila kita memiliki sesuatu yang lebih dari teman kita, saudara kita, atau orang yang di sekitar kita. Apa yang harus kita lakukan? Tidak lain kita harus membaginya dengan mereka semua bukan untuk ajang memamerkan kemampuan kita, dunia ini bukan untuk di jadikan panggung kesombongan kita. Terlalu kecil kita untuk sombong bahkan tidak ada waktu untuk menyombongkan diri karena sejatinya tidak ada yang dapat membedakan kita di hadapan sang maha segala-galanya kecuali ketakwaan kita. ketakwaan kitalah yang akan menjadikan kita berbeda dengan yang lainnya, dari implementasi ketakwaan itulah kita sadar dan yakin serta mengetahui dan melaksanakan untuk menghindari sifat sombong itu. Dengan ketakwaan dan implementasi kita terhadap alquran yang di dalamnya sudah di terangkan bahwa kita tidak pantas untuk berlaku sombong.
Tidak pantas kita berlaku seperti itu tidak ada sedikitpun yang bisa kita sombongkan, bila kita memiliki sesuatu yang lebih dari teman kita, saudara kita, atau orang yang di sekitar kita. Apa yang harus kita lakukan? Tidak lain kita harus membaginya dengan mereka semua bukan untuk ajang memamerkan kemampuan kita, dunia ini bukan untuk di jadikan panggung kesombongan kita. Terlalu kecil kita untuk sombong bahkan tidak ada waktu untuk menyombongkan diri karena sejatinya tidak ada yang dapat membedakan kita di hadapan sang maha segala-galanya kecuali ketakwaan kita. ketakwaan kitalah yang akan menjadikan kita berbeda dengan yang lainnya, dari implementasi ketakwaan itulah kita sadar dan yakin serta mengetahui dan melaksanakan untuk menghindari sifat sombong itu. Dengan ketakwaan dan implementasi kita terhadap alquran yang di dalamnya sudah di terangkan bahwa kita tidak pantas untuk berlaku sombong.
Tidak akan memberikan keuntungan sifat sombong itu, tidak akan ada seorang pun yang menyukai perangai kita jika kita berlaku seperti itu. Sedangkan hidup ini kita tidak bisa sendiri tentu memerlukan kehadiran orang lain. Tugas kita adalah menjauhi sifat tercela tersebut karena tidak ada sedikit kebaikanpun yang di datangkan dari sifat itu, kita semua sama di dunia tugas kita adalah menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Dan sekarang apakah sombong adalah perintahnya? BUKAN. Dengan begitu kita tidak pantas dan tidak boleh berlaku sombong karena tidak mendatangkan kebaikan dan bukan perintahnya. Sungguh kita hanya manusia kecil yang tidak memiliki apa-apa dan tidak bisa melakukan apa apa tanpa izin nya. Kita hanyalah hamba yang senantiasa menggangtungkan nasib kita kepada sang maha pencipta kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar